DIALOG KEBANGSAAN
Dialog kebangsaan sabtu 17 Januari 2015 yang digelar oleh Yayasan Peduli PDRI dengan bekerja sama dengan IPDN Kampus Sumatra Barat mengangkat tema “ Mengenang dan Memaknai Peristiwa Situjuh 15 Januari 1949, Mata Rantai PDRI 1948 – 1949 Penyelamat Republik ”, dialog ini diadakan di gedung auditorium Dharma Satya IPDN Kampus Sumatra Barat. Panitia pelaksana bertujuan membawa peserta dialog untuk mengenang kembali peristiwa Situjuh dan perjuangan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua PDRI dalam misi penyelamatan Republik Indonesia.
“PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) dibentuk pada tanggal 19 Desember 1948
karena terjadinya penculikan dan pengasingan Presiden Soekarno, wakil Presiden Bung Hatta serta Mentri Luar Negeri pak Agus Salim pada saat agresi militer Belanda 2. PDRI diumumkan pada tanggal 22 Desember 1948 lewat radio asing, yang membuat Bendera Republik Indonesia yang semula telah ingin diturunkan kembali berkibar ditanah air. PDRI terus berjuang hingga puncaknya pada tanggal15 Januari 1949 terjadi pertempuran dengan pihak belanda dan membuat banyak korban jiwa, pertempuran ini berlangsung di Situjuh kabupaten LIMA PULUH KOTA sehingga dikenang sebagai peritiwa Situjuh. Ini merupanakan peristiwa penting yang mengantarkan bangsa Indonesia menjadi seperti sekarang ini ” begitulah kata ketua Yayasan Peduli PDRI saat memberi sambutan pada pembukaan dialog kebangsaan.
Sekilas dialog kebangsaan ini mengingatkan kita mengenai sebuah History yang terlupakan hilang tak berjejak yang mempunyai kostribusi yang amat besar bagi bangsa Indonsia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaannya. Seperti kata Pak SBY “It’s Real History Not Politic”.
Kegiatan tidak hanya sekedar dialog namun ada juga penampilan yang sangat fantastik dan penuh
daya tarik oleh seniman jawa yang bernama Ucok, beliau menampilkan keelokan musikalisasi puisi
Bencana seketika datang
Tak ada lagi suara burung – burung
Caping – caping beterbangan
Mengancam tekuk kita
Begitulah penggalangan puisi beliau yang penuh makna, tidak hanya berpuisi irama seruling menambah Dialog yang terus bergulir dengan alurnya tiba diujuk peraduan, dialog kebangsaan ditutup dengan Ikrar Bela Negara oleh para peserta dialog yang hadir dari berbagai kalangan. Baik dari para pejabat, aktifis pejuang PDRI, Anggota TNI, Mahasiswa, Siswa – Siswi maupun Praja IPDN Kampus Sumatra Barat. Ikrar Bela Negara ini membuat hati gemetar dan semangat bela negara makin berkobar.
Dialog kebangsaan memberi banyak hikmah bagi kita, dan mengajarkan kita arti penting sebuah
sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan dan bangsa yang kuat adalah bangsa mempertahankan dan memelihara sejarahnya.
Baso, Sabtu 17 Januari 2015
Mwp. Ade Anugrah
24.1416
Dialog kebangsaan sabtu 17 Januari 2015 yang digelar oleh Yayasan Peduli PDRI dengan bekerja sama dengan IPDN Kampus Sumatra Barat mengangkat tema “ Mengenang dan Memaknai Peristiwa Situjuh 15 Januari 1949, Mata Rantai PDRI 1948 – 1949 Penyelamat Republik ”, dialog ini diadakan di gedung auditorium Dharma Satya IPDN Kampus Sumatra Barat. Panitia pelaksana bertujuan membawa peserta dialog untuk mengenang kembali peristiwa Situjuh dan perjuangan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua PDRI dalam misi penyelamatan Republik Indonesia.
“PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) dibentuk pada tanggal 19 Desember 1948
karena terjadinya penculikan dan pengasingan Presiden Soekarno, wakil Presiden Bung Hatta serta Mentri Luar Negeri pak Agus Salim pada saat agresi militer Belanda 2. PDRI diumumkan pada tanggal 22 Desember 1948 lewat radio asing, yang membuat Bendera Republik Indonesia yang semula telah ingin diturunkan kembali berkibar ditanah air. PDRI terus berjuang hingga puncaknya pada tanggal15 Januari 1949 terjadi pertempuran dengan pihak belanda dan membuat banyak korban jiwa, pertempuran ini berlangsung di Situjuh kabupaten LIMA PULUH KOTA sehingga dikenang sebagai peritiwa Situjuh. Ini merupanakan peristiwa penting yang mengantarkan bangsa Indonesia menjadi seperti sekarang ini ” begitulah kata ketua Yayasan Peduli PDRI saat memberi sambutan pada pembukaan dialog kebangsaan.
Sekilas dialog kebangsaan ini mengingatkan kita mengenai sebuah History yang terlupakan hilang tak berjejak yang mempunyai kostribusi yang amat besar bagi bangsa Indonsia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaannya. Seperti kata Pak SBY “It’s Real History Not Politic”.
Kegiatan tidak hanya sekedar dialog namun ada juga penampilan yang sangat fantastik dan penuh
daya tarik oleh seniman jawa yang bernama Ucok, beliau menampilkan keelokan musikalisasi puisi
Bencana seketika datang
Tak ada lagi suara burung – burung
Caping – caping beterbangan
Mengancam tekuk kita
Begitulah penggalangan puisi beliau yang penuh makna, tidak hanya berpuisi irama seruling menambah Dialog yang terus bergulir dengan alurnya tiba diujuk peraduan, dialog kebangsaan ditutup dengan Ikrar Bela Negara oleh para peserta dialog yang hadir dari berbagai kalangan. Baik dari para pejabat, aktifis pejuang PDRI, Anggota TNI, Mahasiswa, Siswa – Siswi maupun Praja IPDN Kampus Sumatra Barat. Ikrar Bela Negara ini membuat hati gemetar dan semangat bela negara makin berkobar.
Dialog kebangsaan memberi banyak hikmah bagi kita, dan mengajarkan kita arti penting sebuah
sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan dan bangsa yang kuat adalah bangsa mempertahankan dan memelihara sejarahnya.
Baso, Sabtu 17 Januari 2015
Mwp. Ade Anugrah
24.1416
Tidak ada komentar:
Posting Komentar